Ketika usiaku 6 tahun
aku memiliki teman kecil dia bernama Adam, kami berteman sejak usia kami masih
1 tahun kami tinggal saling bertetangga. Kami selalu menghabiskan waktu
bersama, satu sekolah, pulang sekolah selalu bersama-sama, bermain pun selalu bersama.
Hari-hari kami begitu indah dan dipenuhi canda dan tawa .. namun kegembiraan
itu perlahan sirna ketika ayah Adam dipindah tugaskan ke Korea Selatan. Yang
membuatku sedih bukan kepergian ayahnya Adam namun, karena Adam juga harus ikut
ayahnya juga dan bersekolah disana.
“Laura!!!”
“ya??”
“ayahku!!!”
“Kenapa dengan ayahmu?”
“ayahku ... ayahku akan
segera dipindah tugaskan ke Korea Selatan”
“(berjalan ke arah Adam)
jangan bersedih, kalaupun ayahmu pindah kan disini ada Ibumu dan apa bila kamu
merindukan ayahmu, masih ada alat komunikasi canggih sekarang!!!”
“aku tau itu Ra tapi
...”
“tapi kenapa Adam??apa
yang membuatmu bersedih???”
“karena aku dan Ibu
juga harus pergi ke sana juga, kami sekeluarga juga akan pindah, dan aku akan
pindah sekolah disana!!!”
Suasanapun jadi sangat
hening ...
“kamu .. apa??kamu
pindah??”
“iya aku pindah Ra!!nanti
malam aku akan berangkat ke airpot untuk pergi ke Korea Selatan”
Malam harinya
keluargaku juga ikut ke airpot mengantar kepergian keluarga Adam.
“Tuan Jhon semoga selamat
sampai tujuan”
“oohh iya terimakasih
karena Tuan dan Nyonya Daniel sudah mau repot mengantar kami”
“aahh tidak apa-apa
bukan hal yang menyulitkan itu bagi kami, ohh iya Laura beri ucapan selamat
jalan untuk keluarga Adam”
“Baik ayah hhmmhh
(menghela nafas). Tuan dan Nyonya Thomas semoga kalian selamat sampai tujuan.
Dan untukmu Adam jangan lupakan aku sebagai sahabatmu, ini (memberikan sesuatu)
simpanlah dan berjanjilah kita akan bertemu lagi suatu saat nanti”
“(sambil meneria) kamu
tenang saja aku pasti akan menyimpan ini semua baik-baik dan aku berjanji akan
menemuimu suatu saat nanti”
Itulah kata-kata
terakhir dari Adam, bahwa dia berjanji akan menemuiku suatu saat nanti.
Hari-hari dan tahun pun silih berganti hingga usiaku beranjak dewasa aku tak
menemukan titik terang dari kabar Adam. Sekali pun dia tak pernah
menghubungiku, sampai akhirnya aku memutuskan untuk membuka hati aku untuk
seseorang pilihan ayah dia seorang yang baik dan berkebangsaan Korea.
“Laura ..”
“iya ayah??ada apa
memanggilku!!!”
“usia mu kan sudah
semakin dewasa sekarang, dan sudah harus mempersiapkan kehidupan kedepannya
nanti, kamu mengerti maksut ayah??”
“iya ayah aku mengerti
sekali”
“nah besok putra dari
rekan kerja ayah yang bekerja di Korea akan datang ke Indonesia, dan rencananya
.. ayah akan memperkenalkan kamu dengan putra rekan kerja ayah itu. Kamu mau
kan??!!”
“hhhmmm menurut
ayah??gimana?hehehe”
“kamu ini, ini ayah
sedang serius loh!!”
“terserah ayah saja,
aku ikutin apa mau ayah”
“nah gitu dong besok
kita ketemu saat jam makan siang”
Keesokan harinya ...
“Lauraaa..”
“yes mom!!”
“cepatlah kita sudah
terlambat ini!!”
“okey mom okey ..”
Saat berada didalam
mobil ..
“nah Laura kamu pasti
akan kaget saat melihat anaknya rekan kerja ayahmu itu!!”
“memangnya ada apa dengan
anak dari rekan kerja ayah itu bu??”
“dia sangat tampaaann
sekali”
“bisa saja ..”
Saat sampai di Restoran
yang dituju kami, ayah dan ibu langsung mengajakku masuk dan WHAT!!!aku sangat
terkejut karna perkataan ibu benar dia sangat tampan dari yang aku bayangkan.
“halloo Tuan dan Nyonya
Daniel (sapa rekan kerja ayah) dan wah ini putrimu itu yang dulunya masih
sangat polos sekali sekarang sudah berubah menjadi gadis yang sangat cantik
seperti ini”
“haha oomm anda terlalu
berlebihan memujiku”
“hahah ok mari silakan
duduk”
“nah Joon kenalkan ini
adalah rekan kerja ayah, ini Tuan Daniel dan ini Nyonya Gress dan ini adalah
putrinya yang ayah ceritakan kemarin”
“oohh yaa???salam kenal
namaku Joon Hwa”
Setelah pertemuan itu
kami jadi semakin bertemu bahkan sampai setiap hari Joon selalu menemuiku, ya
walaupun hanya sekedar untuk menjeputku pulang dari kantor. Kebersamaan aku
bersama Joon membuatku dapat melupakan masa lalu ku tentang Adam. Lama kelamaan
kami pun semakin dekat dan Joon akhirnya melamarku untuk menjadi pendamping
hidupnya dan kita bertunangan.
“Laura ... maukah kamu
menjadi seseorang yang selalu mendampingi hidupku sampai maut menjemputku??”
“(tersenyum dan
meneteskan air mata) iya Joon aku mau, aku bersedia menjadi seseorang yang akan
selalu ada untukmu”
“sunggung??”
“iya aku bersungguh –
sungguh”
Setelah pertunangan
kami, Joon memutuskan untuk berlibur bersama ku dan dia mengajakku ke tempat
dimana dia bekerja. ya .. Korea Selatan. Sesampainya disana Joon
langsung mengantarku ke apartemen yang dia punya, kebetulan karna apartemen itu
tidak ada yang menempati jadi Joon menyuruhku untuk tinggal di apartmenennya
itu.
“ok!!sekarang kamu
tinggal disini ya sayang. Karena kita kan baru bertunangan dan belum resmi
menjadi sepasang suami istri, jadi aku tidak mau selama kamu bersama ku disini
kamu terusik dengan hal-hal yang tidak mengenakan.”
“tenanglah aku
mengerti, dan tempat ini sepertinya sangat nyaman untuk ku tinggal”
“ya!!!kamu benar,
sebenarnya aku sangat menyukai apartemen ini, tapi ini tempanya cukup jauh dari
tempat ku bekerja jadi aku pindah apartemen saja. Oh iya aku harus segera
bekerja, kamu baik-baiklah disini ya, aku akan menemuimu lagi saat pulang
bekerja”
“ok, aku akan
berjalan-jalan disekitar sini”
“ok berhati-hatilah,
kalau kau mengalami kesulitan cepatlah hubungi aku (sambil mencium kening Laura)
Saranghaeo my sweet girl”
“Saranghaeo oppa”
Siang harinya .. aku
memutuskan untuk berkeliling lingkungan apartemen ku, ya setidaknya melepas
kepenatanku dipesawat tadi pagi. Saat aku sedang berjalan ke arah taman dekat
apartemen ada seorang pria korea yang tak sengaja menabrakku.
“oouuhhhhhh .. aouhhhh” (menggeram kesakitan)
“aaahhh mianne – mianne!!!Goenchanayo??”
“yee Goenchana!!..
aaahhhkk aaaouuhh (sambil mengusap kening)”
“sorry Miss ..”
“Putri”
“aahh ye i’m sorry Miss
Laura are you Korean??”
“anio, naneun Indonesia
saramimnida”
“oohh kamu orang
Indonesia??
“WHAT!!you can speak
Indonesia??”
“ahhahaha aku dulu
pernah tinggal disana tapi hanya sebentar. Haaa mari duduk dulu nona, akan ku
belikan kau orange juice. Cakema, ok!!”
“nee”
“nah ini untukmu, ahh
ngomong-ngomong maaf kan aku atas kejadian tadi. Aku benar-benar tidak sengaja
menabrakmu.”
“ahh it’s ok Mr.
....??mmm Ireumi mwoyeyo??”
“panggil aku .... GD.”
“ya aku mengerti.”
Tak terasa kami sangat
begitu banyak berbicara, tiba-tiba Joon datang ..
“sayang ..”
“hey sayang kamu sudah
pulang??”
“iya sayang (sambil
mencium kening Laura) kamu sedang apa disini??”
“aku sedang .. ahh
kenalkan dia teman baru ku namanya GD kami baru saja kenal”
“oohh, Joon Hwa”
“GD, ahh ok sampai
bertemu lagi ya??Mannaseo bangapseummnida”
“yee nice to meet you
Joo Won”
Hari-hari pun berlalu
Kami pun hampir sering bertemu, sampai suatu ketika Joo Won mengajakku untuk
berjalan-jalan ke pantai, tanpa berfikir panjang aku pun setuju dengan
ajakannya karna aku berfikir untuk sekedar refreshing saja ..
“eehhmm .. Lauraa!!”
“yes??what’s happen??”
“Indonesian please”
“oohh sorry sorry aku
kebiasaan disini menggunakan bahasa itu. Hhmm ada apa??”
“mmmm .. bagaimana
kalau kita ke pantai. Aku sangat jenuh hanya disekeliling kota ini saja. Aku
ingin menenangkan fikiranku sebentar. Apakah kamu mau??”
“hhhmm sepertinya tidak
ada yang salah dengan usulan itu. Okey let’s goo”
“okey .... goo follow
me right now”
“okey i know!!”
Sesampainya kami
dipantai aku sangat bahagia sekali aku berlari-lari ke bibir pantai dengan
berteriak sekencang-kencangnya aku merasa semua beban dalam hidupku terlepaskan
dipantai itu. Tapi tiba-tiba Joo Won memelukku dari belakang dan dia mengatakan
sesuatu hal yang sangat membuatku tercengang kaget ..
“hhmm GD mmm maksutnya apa
ini ...”
“Diamlah
sebentar!!!biarkan seperti ini sebentar saja ...”
“iya tapiii .....”
“diamlah memelukmu
seperti ini sangat nyaman, hati ini begitu tenang!!sepertinya aku memang
menyukaimu. Ya benar-benar sangat menyukaimu”
“(Terdiammmm)”
Suasanapun tiba-tiba
berubah hening ... hanya terdengar suara debiran ombak dan angin saja yang
menyapa dengan diiringi detak jantung yang begitu kencangnya serta aliran
darahku yang seketika mengalir deras bagaikan air yang mengalir ... dalam hati
kecilku berkata (ohh Tuhan apa maksut dari perasaan yang ku rasakan ini???)
namun aku segera melepaskan pelukan GD.
“GD lepaskan!!!”
“(hanya diam sambil
memandangku tajam)”
“kenapa kamu lakukan
ini??apa sebenarnya yang kamu inginkan???”
“Laura .. tolong
dengarkanlah aku”
“cukup aku mau
pulang!!!”
“Laura please listen to
me (sambil menarik tangan Putri)”
“(hanya terdiam dan
tertunduk)”
“Laura aku ingin
mengatakan yang sejujurnya kepadamu!!”
“apa???katakanlah
segera aku tidak punya banyak waktu”
“aku ... aku .. aku!!!”
“kenapa?kenapa gugup
seperti itu??apa yang sebenarnya yang ingin kau katakan!!!”
“aku .. Saranghaeo
Laura”
“(hanya terdiam dan
memandangi GD) plak!!! (suara tamparan). Apa kau sudah gila (berlari
meninggalkan GD)”
Setelah kejadian itu
aku merasa sangat bersalah kepada GD, namun juga kesal karena perlakuan dia.
Aku pun juga sangat memikirkan tunanganku. Ingin sekali rasanya aku mengatakan
kejadian itu kepada Joon Hwa, namun aku tak ingin GD dan Joon Hwa bertengkar.
Akhirnya aku putuskan untuk melupakan kejadian dipantai itu dan tidak
menceritakan kepada Joon Hwa. Dalam hati ku pun berjanji untuk tak akan bertemu
lagi dengan GD. Sebulan lamanya memang kami tak bertemu, namun suatu ketika
saat aku sedang melakukan fitting gaun pernikahanku dengan Joon Hwa, kami
bertemu dengan GD. Aku bingung harus bersikap seperti apa didepan Joon Hwa,
bersikap seperti biasanya atau malah menunjukan kedinginanku terhadap GD. Tapi
yang membuat ku terkejut GD bersikap biasa saja, seolah-olah tidak pernah ada
kejadian dipantai itu antara aku dan GD.
“Sayang, bagaimana gaun
ini menurutmu??cocok kah denganku?”
“tentu saja (sambil
tersenyum) apa pun yang kau gunakan memang akan terlihat cantik dimataku. Karna
bagiku kaulah wanita tercantik di dunia ini”
“(tersenyum) kau memang
pria yang mempesona. Kata-katamu sungguh membuatku tersipu. Terima kasih
sayang”
“(mencium kening Laura)
oh iya setelah ini aku ingin mengajakmu ke toko ice cream??apakah kau mau?”
“waw. Ice cream??ok ayo
kita pergi”
Saat baru ingin menuju
toko ice cream kami berpapasan dengan GD
“anyeonghaseo Joon Hwa,
rosse?”
“hey!!!apa kabar kau
GD?”
“aku baik-baik saja
bagaimana dengan kau??”
“ya seperti yang kau
lihat??”
“ya kalian semakin hari
semakin terlihat sangat mesra saja, sangat membuat ku iri (tersenyum iri)”
“hahah kau bisa saja,
ya maklum saja sebentar lagi kami akan segera menikah. Bukan begitu sayang”
“yaa (senyum simpul)”
“Laura apa
kabarmu??lama kita tak bertemu. Sekalinya bertemu kau semakin mesra bersama
Joon Hwa”
“ak.. aku baik. Ya ..
ya memang kami selalu serasi (gugup)”
“hahaha yasudah-yasudah
bagimana kalau kita makan ice cream bersama sekarang?”
“ahh tidak usah, nanti
yang ada aku hanya mengganggu waktu bersama kalian”
“alah tidak seperti itu
kog, santai saja dengan kami. Mari ikutlah bersama kami. Kamu tidak keberatan
kan sayang kalau GD ikut join???”
“ahhhh ... yaaa
suer!!!you wanna join with us??come lets go??”
“lihatkan Laura sama
sekali tidak keberatan”
“baiklah kalau begitu
(senyum sinis)”
Saat berada dicafe ice
cream aku berusaha untuk bersikap seperti biasa, namun sulit sekali rasanya
menutupi kecanggunganku. Dan sikap ku ini ternyata sangat disadari oleh Joon
Hwa.
“Sayang!!!!”
“(hanya terdiam
melamun)”
“aaaa sayang??kau
kenapa?”
“aahh tidak!!!i’m fine
ya ya fine”
“apa yang sedang kau
fikirkan???”
“tidak tidak ada”
“tapi kau hanya terdiam
saja dan melamun”
“ya benar ada apa
denganmu Laura??”
“aak ... aku tidak
apa-apa (gugup). Permisi aku ingin ke toilet sebentar!!”
“okey, kamu hati-hati
ya sayang?”
Aku sungguh bingung
sebenarnya ada apa denganku. Kenapa aku jadi canggung seperti ini. Padahal aku
tidak merasakan apa-apa kepada GD. Aku sempat berfikir apakah memang aku mulai
menyukai GD. Tp aku sudah memiliki pria yang sangat tulus mencintaiku yaitu
Joon Hwa. Tidak mungkin untukku menyukai GD. Disaat aku merasa gelisah,
tiba-tiba saja aku teringat akan sosok Adam. Ingin sekali rasanya aku bertemu
dengan Adam, melepas kerinduanku lalu memeluknya dengan erat. Tapi aku bingung
harus kemana aku mencari Adam karena Seul itu sangat luas. Dan akhirnya aku
putuskan untuk diam-diam mencari informasi tentang Adam tanpa sepengetahuan
Joon Hwa, yang akhirnya usaha ku membuahkan hasil.
“Sayang”
“yaa??”
“hari ini aku pulang
kantor cepat, apakah kau mau kalau kita berjalan-jalan nanti???”
“hhhmmm maaf sayang,
tapi aku sudah ada acara.”
“aaahhh okey tidak
apa-apa??kalau begitu aku berangkat dulu. Sampai ketemu nanti sore”
“iya hati-hati dijalan”
Setelah Joon Hwa
berangkat kantor, aku memulai pencarian via jejaring sosial. Dan aku
mendapatkan alamat rumah Adam. Dan aku langsung bergegas menuju ke alamat
tersebut. Dan betapa terkejutnya aku kalau ternyata sosok Adam itu adalah GD.
GD yang sudah lama ku kenal selama ku di Korea.
“Permisi”
“iya, maaf anda mencari
siapa???”
“mmmm saya Laura, apa
benar ini kediaman rumah Tuan Jhon??”
“iya benar, ada
keperluan apa ya??”
“saya anak kerabat Tuan
Jhon sewaktu di Indonesia. Apakah Tuan Jhon ada??saya ingin bertemu”
“ada, silahkan duduk.
Dan tunggu sebentar”
“Tuan Jhon”
“iya ada apa??”
“maaf didepan ada
seorang wanita ingin bertemu dengan anda, namanya Laura. Katanya dia adalah
anak dari salah satu kerabat anda saat di Indonesia.”
“Laura, okey saya akan
temui. Sebentar”
Beberapa saat kemudian terdengar
suara pria tua yang memanggil namaku, dan dia adalah benar-benar Tuan Jhon yang
ku kenal. Ya ayahnya Adam.
“Lauraaa”
“ommm”
“ahahah apakah benar
kau Laura??Laura dari Tuan Daniel??”
“iya om aku Laura”
“ya Tuhan kau sudah
sangat berbeda sekarang, sudah sangat dewasa.”
Sedang asiknya kami
berbincang, tiba-tiba aku terkejut melihat sosok Adam yang ku kenal dulu.
“ya ya .. jadi kamu
sekarang tinggal di korea ya??”
“iya omm”
“akuu pulangggggg”
(terdengar suara dari luar)
“ahhh itu dia orang
yang ditunggu sudah datang”
“pah, Adam pulang”
“Adam .. kesini nak
sebentar ada tamu special kita sudah menunggu”
“siapa sih pahh
....???haaahhh La .. Laura??kaauuu?”
“Ad ... Adam???ja ...
jadi??”
“ada apa kalian??apakah
kalian sudah pernah bertemu sebelumnya???”
Setelah itu ...
“aku tidak menyangka,
ternyata orang yang selama ini ku temui itu adalah Adam. Orang yang selama ini
ku cari. Yaitu kau GD??”
“hhhmmm benar!!1tidak
disangka ya??”
“ya (tersenyum simpul)
lalu kenapa bisa kau mengubah namanmu menjadi GD??”
“(tersenyum) untuk
menghilangkan ingatanku tentangmu??”
“melupakanku??”
“ya melupakan tentang
kau??”
“kenapa???kenapa kau
ingin melupakanku??”
“karena aku sangat
merindukanmu”
“kenapa seperti itu??kalau
kau memang merindukanku. Kenapa kau tidak menghubungiku, seperti janjimu
dulu??”
“karena merindukanmu
itu membuat hatiku sangat sakit!!aku takut, menghubungimu”
“kenapa??apa
alasanmu??”
“aku takut merusak
kebahagiaanmu. Karena yang aku tahu kau sudah memiliki kekasih. Kekasih yang
dijodohkan oleh kedua orang tuamu??”
“(hanya menangis)”
“maafkan aku .. aku
telah ingkar janji kepadamu??”
“sudah lupakanlah ...
anggap saja diantara kita tidak pernah ada janji apa pun (berlalu meninggalkan
GD)”
“La .. Laura”
Hatiku sangat sakit
mendengar pernyataan Adam tadi. Tak henti-hentinya air mata ini menetes,
sampai-sampai Joon Hwa bingung apa yang sebenarnya terjadi kepadaku.
“sayang kenapa kau
menangis??”
“(hanya terdiam dan
terus menangis)”
“sayang tolong jawab
aku, ada apa??apa kau sakit??atau kenapa??”
“aku ... aku tidak
apa-apa. Aku baik-baik saja (sambil mengusap air mata)”
“tapi kenapa kau
menangis??”
“(memeluk Joon Hwa) aku
sayang kamu”
“aku juga sayang, tapi
kenapa kau menangis seperti itu”
“aku menangis karena
aku mencintaimu”
“(tersenyum dan memeluk
Laura) aku juga sangat mencintaimu”
“terima kasih sayang”
“sayang papah tadi
menelepon, katanya kita harus segera ke Indonesia untuk mengurus pernikahan
kita”
“ap .. apa??menikah?”
“iya papah bilang,
orang tua kita sudah menentukan hari yang pas untuk kita menikah dan mereka
sudah membicarakannya. Kau senang bukan mendengarnya??”
“tentu saja, lalu kapan
kita ke Indonesia??”
“nanti malam kita
berangkat”
“okey”
Aku senang kami akan
segera menikah tapi, hati ini begitu sakit apa bila mengingat Adam. Sesampainya
kamidi Indonesia Joon Hwa mengajakku ke rumahnya untuk bertemu Ibunya yang
sangat ingin bertemu denganku.
“sayang, kita ke
rumahku terlebih dahulu ya??karena mamah sangat rindu denganmu”
“iya terserah kau saja
sayang”
Sesampainya di rumah
Joon Hwa terlihat Ibunya sudah menyambut kami berdua. Dia sangat begitu bahagia
saat melihatku dan Joon Hwa.
“OMG mamah sangat rindu
kalian berdua, terutama denganmu Laura”
“terima kasih nyonya,
aku pun sangat rindu dengan anda”
“lalu, bagaimana dengan
liburannya Laura, betah atau tidak disana??”
“yaa betahlah mah, kan
kalau sudah menikah nanti kami akan tinggal disana, bukan begitu sayang?”
“iya, aku sangat
menyukai Seoul.”
“baguslah kalau begitu,
kalau begitu kamu cepat mandi dulu lalu kita makan bersama, papah sudah
menunggu kalian berdua”
Saat dimeja makan ..
“Laura dan Joon papah
dan mamah sudah bertemu dengan orang tuamu Laura, dan kami sudah sepakat kalau
kalian lusa akan segera melangsungkan pernikahan. Dan kalian berdua tidak usah
khawatir, karena semua persiapan sudah kami persiapkan dari urusan wardrob, EO,
dan undangan sudah kami sebarkan.”
“trimakasih om dan
tante.”
“iya jadi kalian
tinggal mempersiapkan diri saja”
Hari-hari berlalu dan
hari-hari pernikahanku yang dinanti-nanti telah datang, hatiku bahagia namun
bercampur dengan rasa sakit yang masih terasa karena GD. Namun aku berusaha
pelan-pelan menerima dengan ikhlas kalau jodohku memang Joon Hwa.
“sayang”
“iyaa..”
“kau sangat cantik
sekali dengan gaun ini”
“terima kasih kau juga
sangat tampan”
“aku sangat
mencintaimu”
“iya aku juga sangat
mencintaimu sayang, terimakasih atas cinta tulus yang kau berikan kepadaku”
“iya sayang (lalu Joon
mencium bibir Laura)”
Sekarang kami sudah
resmi menikah, aku sudah mulai melupakan sosok GD. Dan yang membuatku bahagia
karena Joon Hwa selalu memperlakukanku dengan istimewa. Hari-hariku tidak
pernah kurang sedikitpun. Namun kebahagian ku semua sirna begitu saja karena
Joon Hwa harus pergi meninggalkanku untuk selamanya. Aku sangat sedih sekali
kenapa disaat kebahagian kami Tuhan harus menjemputnya padahal aku sudah mulai
mencintainya.
“nona Laura kami turut
berduka cita atas kepergian Joon Hwa”
“terima kasih”
“Laura sudahlah
ikhlaskan kepergian Joon Hwa”
“tapi kenapa begitu
cepat??aku sangat mencintainya, kenapa Tuhan selalu jahat denganku”
“tidak ada yang jahat,
mungkin memang ini yang terbaik untukmu nak?”
“(sambil menangis) aku
tidak bisa mah, ini terlalu cepat. Baru saja kami memulai semuanya. Kenapa mah
kenapa??”
“(memeluk Laura)
sudahlah Laura”
Semenjak kepergian Joon
Hwa hari-hari ku begitu terasa sangat sepi, aku belum bisa melupakan Joon Hwa
sampai detik ini semenjak kepergiannya 3 tahun yang lalu. Aku menjadi perempuan
yang dingin dan selalu menyendiri. Sampai teman-teman kantorku selalu berusaha
membujukku untuk menerima, aku tetap belum bisa melupakan Joon Hwa. Dan
akhirnya sosok GD mulai masuk kembali dalam kehidupanku, kami bertemu kembali
saat aku sedang dalam perjalanan pulang dari kantor.
“hhhhmmm hai”
“(hanya terdiam dengan
tatapan kosong)”
“apa kabar??”
“(mengabaikan GD dan
tetap berjalan)”
“(menarik tangan Laura)
tunggu. Ikutlah denganku??”
“lepaskan aku”
“Laura aku mohon, hanya
sebentar saja”
“(terdiam)”
“(menuntun Laura). Duduklah
disini sebentar, aku ingin membelikan minuman untukmu”
“(hanya terdiam dengan
pandangan kosong)”
“pegang ini, jangan
seperti itu. Wajah cantikmu akan pudar kalau kau seperti itu terus”
“apa perdulimu??”
“karena aku
mencintaimu”
“tutup mulutmu itu”
“Laura. Sampai kapan
kau terus didalam keterpurukanmu seperti ini. Hidupmu masih sangat panjang”
“apa urusanmu??ini
hidupku. Uruslah dirimu sendiri (pergi meninggalkan GD)”
“(berkata dalam hati)
andai saja kau tau aku sangat mencintaimu, Lauraaa”
Semenjak pertemuanku
dengan GD ditaman, GD selalu datang ke kantorku untuk menunggu ku sampai pulang
kantor. Tidak ada henti-hentinya dia berusaha untuk memulihkanku dari
keterpurukan ini. Sampai lama-lama perlahan-lahan aku bisa bangkit kembali
seperti dulu, kembali menjadi seorang Laura yang periang. Sampai teman-teman
kantorku sangat terkejut dengan perubahanku saat ini.
“selamat pagi”
“waaww”
“heiii anyeonghaseo”
“yee anyeonghaseo. It’s
you Laura??”
“yes, i am??why??”
“OMG!!kau sangat
berbeda sekali”
“haha sama saja kog.”
“nah gitu dong. Ini
baru Laura yang kita kenal.”
“ahahah bisa saja
kalian”
“ok untuk menyambut
perubahan Laura kembali, bagaimana kalau nanti malam kita dinner bareng setelah
pulang kantor. Setuju??setuju??”
“ok sippp”
Saat pulang kantor ...
“guys ayo dong cepetlah.
Ayuk dong Laura”
“ok iya sabar ok”
“eh ... ehhh itu
Lauraa”
“iya. Ehh (tersenyum)”
“ciee siapa tuh Ra,
boleh juga”
“ihh apa sih Boy”
“haii”
“haiiiiiiii (serentak)”
“sory kalian pada mau
pergi ya??”
“sebenernya sih iya,
tapi berhubung kamu ada disini jadi kita serahin ke Laura deh dia mau ikut atau
gak??”
“loh kog aku??”
“iya dong Ra, kan
pangeran kamu ada disini”
“iihh ngaco, yaa aku
sih ikut kalianlah. Klo GD mau ikut juga gapapa. Tp gimana sama temen-temen
aja”
“yaudah deh dari pada
pusing kita buruan aja semua yukk cepetan aku lapar sekali ini buruan yukkk GD
ikut aja deh biar Laura semangat”
“ahaha ok mari”
Saat diperjalanan aku
dan GD salim terdiam tak ada ucapan, namun tiba-tiba GD memegang tanganku dan
dia berkata dia mencintaiku, dan dia ingin aku menjadi pendamping hidupnya
untuk selamanya. Awalnya aku sangat terkejut tapi aku juga bahagia karena aku
juga mencintainya.
“Laura (sambil memegang
tangan Laura)”
“aahhh iya ad .. ada
apa (gugup)”
“(gugup) aaa ...
huuuhhh (menghela nafas) I LOVE U Laura”
“(tersipu malu) apahh
kau??”
“iiiiyaaa ... I LOVE U
Laura”
“(tersenyum) I LOVE U
TOO”
“WILL U MARRY ME Laura”
“What???I ... YES, YES
I WILL”
“(lalu mencium bibir
Laura)”
Dan akhirnya kami
berdua menikah dan hidup dengan bahagia untuk selamanya. Aku sangat berterima
kasih kepada Tuhan karena Tuhan telah mempertemukanku dengan orang yang paling
sempurna untukku. Buatku. Aku sangat bahagia karena GD sudah bersabar untuk
membawaku bangkit kembali dari keterpurukan yang pernah ku alami. Memang benar
apa kata para pujangga itu kalau Seberat Apapun Rintangan Yang Dilalui, Cinta
Sejatimu Akan Tetap Menghampirimu.
By : susilowati
Jakarta, 8
Februari 2014
No comments:
Post a Comment