Sunday, February 9, 2014

Forever Love


Ketika usiaku 6 tahun aku memiliki teman kecil dia bernama Adam, kami berteman sejak usia kami masih 1 tahun kami tinggal saling bertetangga. Kami selalu menghabiskan waktu bersama, satu sekolah, pulang sekolah selalu bersama-sama, bermain pun selalu bersama. Hari-hari kami begitu indah dan dipenuhi canda dan tawa .. namun kegembiraan itu perlahan sirna ketika ayah Adam dipindah tugaskan ke Korea Selatan. Yang membuatku sedih bukan kepergian ayahnya Adam namun, karena Adam juga harus ikut ayahnya juga dan bersekolah disana.
“Laura!!!”
“ya??”
“ayahku!!!”
“Kenapa dengan ayahmu?”
“ayahku ... ayahku akan segera dipindah tugaskan ke Korea Selatan”
“(berjalan ke arah Adam) jangan bersedih, kalaupun ayahmu pindah kan disini ada Ibumu dan apa bila kamu merindukan ayahmu, masih ada alat komunikasi canggih sekarang!!!”
“aku tau itu Ra tapi ...”
“tapi kenapa Adam??apa yang membuatmu bersedih???”
“karena aku dan Ibu juga harus pergi ke sana juga, kami sekeluarga juga akan pindah, dan aku akan pindah sekolah disana!!!”
Suasanapun jadi sangat hening ...
“kamu .. apa??kamu pindah??”
“iya aku pindah Ra!!nanti malam aku akan berangkat ke airpot untuk pergi ke Korea Selatan”
Malam harinya keluargaku juga ikut ke airpot mengantar kepergian keluarga Adam.
“Tuan Jhon semoga selamat sampai tujuan”
“oohh iya terimakasih karena Tuan dan Nyonya Daniel sudah mau repot mengantar kami”
“aahh tidak apa-apa bukan hal yang menyulitkan itu bagi kami, ohh iya Laura beri ucapan selamat jalan untuk keluarga Adam”
“Baik ayah hhmmhh (menghela nafas). Tuan dan Nyonya Thomas semoga kalian selamat sampai tujuan. Dan untukmu Adam jangan lupakan aku sebagai sahabatmu, ini (memberikan sesuatu) simpanlah dan berjanjilah kita akan bertemu lagi suatu saat nanti”
“(sambil meneria) kamu tenang saja aku pasti akan menyimpan ini semua baik-baik dan aku berjanji akan menemuimu suatu saat nanti”

Itulah kata-kata terakhir dari Adam, bahwa dia berjanji akan menemuiku suatu saat nanti. Hari-hari dan tahun pun silih berganti hingga usiaku beranjak dewasa aku tak menemukan titik terang dari kabar Adam. Sekali pun dia tak pernah menghubungiku, sampai akhirnya aku memutuskan untuk membuka hati aku untuk seseorang pilihan ayah dia seorang yang baik dan berkebangsaan Korea.
“Laura ..”
“iya ayah??ada apa memanggilku!!!”
“usia mu kan sudah semakin dewasa sekarang, dan sudah harus mempersiapkan kehidupan kedepannya nanti, kamu mengerti maksut ayah??”
“iya ayah aku mengerti sekali”
“nah besok putra dari rekan kerja ayah yang bekerja di Korea akan datang ke Indonesia, dan rencananya .. ayah akan memperkenalkan kamu dengan putra rekan kerja ayah itu. Kamu mau kan??!!”
“hhhmmm menurut ayah??gimana?hehehe”
“kamu ini, ini ayah sedang serius loh!!”
“terserah ayah saja, aku ikutin apa mau ayah”
“nah gitu dong besok kita ketemu saat jam makan siang”
Keesokan harinya ...
“Lauraaa..”
“yes mom!!”
“cepatlah kita sudah terlambat ini!!”
“okey mom okey ..”
Saat berada didalam mobil ..
“nah Laura kamu pasti akan kaget saat melihat anaknya rekan kerja ayahmu itu!!”
“memangnya ada apa dengan anak dari rekan kerja ayah itu bu??”
“dia sangat tampaaann sekali”
“bisa saja ..”

Saat sampai di Restoran yang dituju kami, ayah dan ibu langsung mengajakku masuk dan WHAT!!!aku sangat terkejut karna perkataan ibu benar dia sangat tampan dari yang aku bayangkan.
“halloo Tuan dan Nyonya Daniel (sapa rekan kerja ayah) dan wah ini putrimu itu yang dulunya masih sangat polos sekali sekarang sudah berubah menjadi gadis yang sangat cantik seperti ini”
“haha oomm anda terlalu berlebihan memujiku”
“hahah ok mari silakan duduk”
“nah Joon kenalkan ini adalah rekan kerja ayah, ini Tuan Daniel dan ini Nyonya Gress dan ini adalah putrinya yang ayah ceritakan kemarin”
“oohh yaa???salam kenal namaku Joon Hwa”

Setelah pertemuan itu kami jadi semakin bertemu bahkan sampai setiap hari Joon selalu menemuiku, ya walaupun hanya sekedar untuk menjeputku pulang dari kantor. Kebersamaan aku bersama Joon membuatku dapat melupakan masa lalu ku tentang Adam. Lama kelamaan kami pun semakin dekat dan Joon akhirnya melamarku untuk menjadi pendamping hidupnya dan kita bertunangan.
“Laura ... maukah kamu menjadi seseorang yang selalu mendampingi hidupku sampai maut menjemputku??”
“(tersenyum dan meneteskan air mata) iya Joon aku mau, aku bersedia menjadi seseorang yang akan selalu ada untukmu”
“sunggung??”
“iya aku bersungguh – sungguh”

Setelah pertunangan kami, Joon memutuskan untuk berlibur bersama ku dan dia mengajakku ke tempat dimana dia bekerja. ya .. Korea Selatan. Sesampainya disana Joon langsung mengantarku ke apartemen yang dia punya, kebetulan karna apartemen itu tidak ada yang menempati jadi Joon menyuruhku untuk tinggal di apartmenennya itu.
“ok!!sekarang kamu tinggal disini ya sayang. Karena kita kan baru bertunangan dan belum resmi menjadi sepasang suami istri, jadi aku tidak mau selama kamu bersama ku disini kamu terusik dengan hal-hal yang tidak mengenakan.”
“tenanglah aku mengerti, dan tempat ini sepertinya sangat nyaman untuk ku tinggal”
“ya!!!kamu benar, sebenarnya aku sangat menyukai apartemen ini, tapi ini tempanya cukup jauh dari tempat ku bekerja jadi aku pindah apartemen saja. Oh iya aku harus segera bekerja, kamu baik-baiklah disini ya, aku akan menemuimu lagi saat pulang bekerja”
“ok, aku akan berjalan-jalan disekitar sini”
“ok berhati-hatilah, kalau kau mengalami kesulitan cepatlah hubungi aku (sambil mencium kening Laura) Saranghaeo my sweet girl”
“Saranghaeo oppa”
Siang harinya .. aku memutuskan untuk berkeliling lingkungan apartemen ku, ya setidaknya melepas kepenatanku dipesawat tadi pagi. Saat aku sedang berjalan ke arah taman dekat apartemen ada seorang pria korea yang tak sengaja menabrakku.
 “oouuhhhhhh .. aouhhhh” (menggeram kesakitan)
“aaahhh mianne – mianne!!!Goenchanayo??”
“yee Goenchana!!.. aaahhhkk aaaouuhh (sambil mengusap kening)”
“sorry Miss ..”
“Putri”
“aahh ye i’m sorry Miss Laura are you Korean??”
“anio, naneun Indonesia saramimnida”
“oohh kamu orang Indonesia??
“WHAT!!you can speak Indonesia??”
“ahhahaha aku dulu pernah tinggal disana tapi hanya sebentar. Haaa mari duduk dulu nona, akan ku belikan kau orange juice. Cakema, ok!!”
“nee”
“nah ini untukmu, ahh ngomong-ngomong maaf kan aku atas kejadian tadi. Aku benar-benar tidak sengaja menabrakmu.”
“ahh it’s ok Mr. ....??mmm Ireumi mwoyeyo??”
“panggil aku .... GD.”
“ya aku mengerti.”
Tak terasa kami sangat begitu banyak berbicara, tiba-tiba Joon datang ..
“sayang ..”
“hey sayang kamu sudah pulang??”
“iya sayang (sambil mencium kening Laura) kamu sedang apa disini??”
“aku sedang .. ahh kenalkan dia teman baru ku namanya GD kami baru saja kenal”
“oohh, Joon Hwa”
“GD, ahh ok sampai bertemu lagi ya??Mannaseo bangapseummnida”
“yee nice to meet you Joo Won”

Hari-hari pun berlalu Kami pun hampir sering bertemu, sampai suatu ketika Joo Won mengajakku untuk berjalan-jalan ke pantai, tanpa berfikir panjang aku pun setuju dengan ajakannya karna aku berfikir untuk sekedar refreshing saja ..
“eehhmm .. Lauraa!!”
“yes??what’s happen??”
“Indonesian please”
“oohh sorry sorry aku kebiasaan disini menggunakan bahasa itu. Hhmm ada apa??”
“mmmm .. bagaimana kalau kita ke pantai. Aku sangat jenuh hanya disekeliling kota ini saja. Aku ingin menenangkan fikiranku sebentar. Apakah kamu mau??”
“hhhmm sepertinya tidak ada yang salah dengan usulan itu. Okey let’s goo”
“okey .... goo follow me right now”
“okey i know!!”

Sesampainya kami dipantai aku sangat bahagia sekali aku berlari-lari ke bibir pantai dengan berteriak sekencang-kencangnya aku merasa semua beban dalam hidupku terlepaskan dipantai itu. Tapi tiba-tiba Joo Won memelukku dari belakang dan dia mengatakan sesuatu hal yang sangat membuatku tercengang kaget ..
“hhmm GD mmm maksutnya apa ini ...”
“Diamlah sebentar!!!biarkan seperti ini sebentar saja ...”
“iya tapiii .....”
“diamlah memelukmu seperti ini sangat nyaman, hati ini begitu tenang!!sepertinya aku memang menyukaimu. Ya benar-benar sangat menyukaimu”
“(Terdiammmm)”

Suasanapun tiba-tiba berubah hening ... hanya terdengar suara debiran ombak dan angin saja yang menyapa dengan diiringi detak jantung yang begitu kencangnya serta aliran darahku yang seketika mengalir deras bagaikan air yang mengalir ... dalam hati kecilku berkata (ohh Tuhan apa maksut dari perasaan yang ku rasakan ini???) namun aku segera melepaskan pelukan GD.
“GD lepaskan!!!”
“(hanya diam sambil memandangku tajam)”
“kenapa kamu lakukan ini??apa sebenarnya yang kamu inginkan???”
“Laura .. tolong dengarkanlah aku”
“cukup aku mau pulang!!!”
“Laura please listen to me (sambil menarik tangan Putri)”
“(hanya terdiam dan tertunduk)”
“Laura aku ingin mengatakan yang sejujurnya kepadamu!!”
“apa???katakanlah segera aku tidak punya banyak waktu”
“aku ... aku .. aku!!!”
“kenapa?kenapa gugup seperti itu??apa yang sebenarnya yang ingin kau katakan!!!”
“aku .. Saranghaeo Laura”
“(hanya terdiam dan memandangi GD) plak!!! (suara tamparan). Apa kau sudah gila (berlari meninggalkan GD)”

Setelah kejadian itu aku merasa sangat bersalah kepada GD, namun juga kesal karena perlakuan dia. Aku pun juga sangat memikirkan tunanganku. Ingin sekali rasanya aku mengatakan kejadian itu kepada Joon Hwa, namun aku tak ingin GD dan Joon Hwa bertengkar. Akhirnya aku putuskan untuk melupakan kejadian dipantai itu dan tidak menceritakan kepada Joon Hwa. Dalam hati ku pun berjanji untuk tak akan bertemu lagi dengan GD. Sebulan lamanya memang kami tak bertemu, namun suatu ketika saat aku sedang melakukan fitting gaun pernikahanku dengan Joon Hwa, kami bertemu dengan GD. Aku bingung harus bersikap seperti apa didepan Joon Hwa, bersikap seperti biasanya atau malah menunjukan kedinginanku terhadap GD. Tapi yang membuat ku terkejut GD bersikap biasa saja, seolah-olah tidak pernah ada kejadian dipantai itu antara aku dan GD.
“Sayang, bagaimana gaun ini menurutmu??cocok kah denganku?”
“tentu saja (sambil tersenyum) apa pun yang kau gunakan memang akan terlihat cantik dimataku. Karna bagiku kaulah wanita tercantik di dunia ini”
“(tersenyum) kau memang pria yang mempesona. Kata-katamu sungguh membuatku tersipu. Terima kasih sayang”
“(mencium kening Laura) oh iya setelah ini aku ingin mengajakmu ke toko ice cream??apakah kau mau?”
“waw. Ice cream??ok ayo kita pergi”
Saat baru ingin menuju toko ice cream kami berpapasan dengan GD
“anyeonghaseo Joon Hwa, rosse?”
“hey!!!apa kabar kau GD?”
“aku baik-baik saja bagaimana dengan kau??”
“ya seperti yang kau lihat??”
“ya kalian semakin hari semakin terlihat sangat mesra saja, sangat membuat ku iri (tersenyum iri)”
“hahah kau bisa saja, ya maklum saja sebentar lagi kami akan segera menikah. Bukan begitu sayang”
“yaa (senyum simpul)”
“Laura apa kabarmu??lama kita tak bertemu. Sekalinya bertemu kau semakin mesra bersama Joon Hwa”
“ak.. aku baik. Ya .. ya memang kami selalu serasi (gugup)”
“hahaha yasudah-yasudah bagimana kalau kita makan ice cream bersama sekarang?”
“ahh tidak usah, nanti yang ada aku hanya mengganggu waktu bersama kalian”
“alah tidak seperti itu kog, santai saja dengan kami. Mari ikutlah bersama kami. Kamu tidak keberatan kan sayang kalau GD ikut join???”
“ahhhh ... yaaa suer!!!you wanna join with us??come lets go??”
“lihatkan Laura sama sekali tidak keberatan”
“baiklah kalau begitu (senyum sinis)”

Saat berada dicafe ice cream aku berusaha untuk bersikap seperti biasa, namun sulit sekali rasanya menutupi kecanggunganku. Dan sikap ku ini ternyata sangat disadari oleh Joon Hwa.
“Sayang!!!!”
“(hanya terdiam melamun)”
“aaaa sayang??kau kenapa?”
“aahh tidak!!!i’m fine ya ya fine”
“apa yang sedang kau fikirkan???”
“tidak tidak ada”
“tapi kau hanya terdiam saja dan melamun”
“ya benar ada apa denganmu Laura??”
“aak ... aku tidak apa-apa (gugup). Permisi aku ingin ke toilet sebentar!!”
“okey, kamu hati-hati ya sayang?”

Aku sungguh bingung sebenarnya ada apa denganku. Kenapa aku jadi canggung seperti ini. Padahal aku tidak merasakan apa-apa kepada GD. Aku sempat berfikir apakah memang aku mulai menyukai GD. Tp aku sudah memiliki pria yang sangat tulus mencintaiku yaitu Joon Hwa. Tidak mungkin untukku menyukai GD. Disaat aku merasa gelisah, tiba-tiba saja aku teringat akan sosok Adam. Ingin sekali rasanya aku bertemu dengan Adam, melepas kerinduanku lalu memeluknya dengan erat. Tapi aku bingung harus kemana aku mencari Adam karena Seul itu sangat luas. Dan akhirnya aku putuskan untuk diam-diam mencari informasi tentang Adam tanpa sepengetahuan Joon Hwa, yang akhirnya usaha ku membuahkan hasil.
“Sayang”
“yaa??”
“hari ini aku pulang kantor cepat, apakah kau mau kalau kita berjalan-jalan nanti???”
“hhhmmm maaf sayang, tapi aku sudah ada acara.”
“aaahhh okey tidak apa-apa??kalau begitu aku berangkat dulu. Sampai ketemu nanti sore”
“iya hati-hati dijalan”

Setelah Joon Hwa berangkat kantor, aku memulai pencarian via jejaring sosial. Dan aku mendapatkan alamat rumah Adam. Dan aku langsung bergegas menuju ke alamat tersebut. Dan betapa terkejutnya aku kalau ternyata sosok Adam itu adalah GD. GD yang sudah lama ku kenal selama ku di Korea.
“Permisi”
“iya, maaf anda mencari siapa???”
“mmmm saya Laura, apa benar ini kediaman rumah Tuan Jhon??”
“iya benar, ada keperluan apa ya??”
“saya anak kerabat Tuan Jhon sewaktu di Indonesia. Apakah Tuan Jhon ada??saya ingin bertemu”
“ada, silahkan duduk. Dan tunggu sebentar”
“Tuan Jhon”
“iya ada apa??”
“maaf didepan ada seorang wanita ingin bertemu dengan anda, namanya Laura. Katanya dia adalah anak dari salah satu kerabat anda saat di Indonesia.”
“Laura, okey saya akan temui. Sebentar”
Beberapa saat kemudian terdengar suara pria tua yang memanggil namaku, dan dia adalah benar-benar Tuan Jhon yang ku kenal. Ya ayahnya Adam.
“Lauraaa”
“ommm”
“ahahah apakah benar kau Laura??Laura dari Tuan Daniel??”
“iya om aku Laura”
“ya Tuhan kau sudah sangat berbeda sekarang, sudah sangat dewasa.”

Sedang asiknya kami berbincang, tiba-tiba aku terkejut melihat sosok Adam yang ku kenal dulu.
“ya ya .. jadi kamu sekarang tinggal di korea ya??”
“iya omm”
“akuu pulangggggg” (terdengar suara dari luar)
“ahhh itu dia orang yang ditunggu sudah datang”
“pah, Adam pulang”
“Adam .. kesini nak sebentar ada tamu special kita sudah menunggu”
“siapa sih pahh ....???haaahhh La .. Laura??kaauuu?”
“Ad ... Adam???ja ... jadi??”
“ada apa kalian??apakah kalian sudah pernah bertemu sebelumnya???”
Setelah itu ...
“aku tidak menyangka, ternyata orang yang selama ini ku temui itu adalah Adam. Orang yang selama ini ku cari. Yaitu kau GD??”
“hhhmmm benar!!1tidak disangka ya??”
“ya (tersenyum simpul) lalu kenapa bisa kau mengubah namanmu menjadi GD??”
“(tersenyum) untuk menghilangkan ingatanku tentangmu??”
“melupakanku??”
“ya melupakan tentang kau??”
“kenapa???kenapa kau ingin melupakanku??”
“karena aku sangat merindukanmu”
“kenapa seperti itu??kalau kau memang merindukanku. Kenapa kau tidak menghubungiku, seperti janjimu dulu??”
“karena merindukanmu itu membuat hatiku sangat sakit!!aku takut, menghubungimu”
“kenapa??apa alasanmu??”
“aku takut merusak kebahagiaanmu. Karena yang aku tahu kau sudah memiliki kekasih. Kekasih yang dijodohkan oleh kedua orang tuamu??”
“(hanya menangis)”
“maafkan aku .. aku telah ingkar janji kepadamu??”
“sudah lupakanlah ... anggap saja diantara kita tidak pernah ada janji apa pun (berlalu meninggalkan GD)”
“La .. Laura”

Hatiku sangat sakit mendengar pernyataan Adam tadi. Tak henti-hentinya air mata ini menetes, sampai-sampai Joon Hwa bingung apa yang sebenarnya terjadi kepadaku.
“sayang kenapa kau menangis??”
“(hanya terdiam dan terus menangis)”
“sayang tolong jawab aku, ada apa??apa kau sakit??atau kenapa??”
“aku ... aku tidak apa-apa. Aku baik-baik saja (sambil mengusap air mata)”
“tapi kenapa kau menangis??”
“(memeluk Joon Hwa) aku sayang kamu”
“aku juga sayang, tapi kenapa kau menangis seperti itu”
“aku menangis karena aku mencintaimu”
“(tersenyum dan memeluk Laura) aku juga sangat mencintaimu”
“terima kasih sayang”
“sayang papah tadi menelepon, katanya kita harus segera ke Indonesia untuk mengurus pernikahan kita”
“ap .. apa??menikah?”
“iya papah bilang, orang tua kita sudah menentukan hari yang pas untuk kita menikah dan mereka sudah membicarakannya. Kau senang bukan mendengarnya??”
“tentu saja, lalu kapan kita ke Indonesia??”
“nanti malam kita berangkat”
“okey”

Aku senang kami akan segera menikah tapi, hati ini begitu sakit apa bila mengingat Adam. Sesampainya kamidi Indonesia Joon Hwa mengajakku ke rumahnya untuk bertemu Ibunya yang sangat ingin bertemu denganku.
“sayang, kita ke rumahku terlebih dahulu ya??karena mamah sangat rindu denganmu”
“iya terserah kau saja sayang”

Sesampainya di rumah Joon Hwa terlihat Ibunya sudah menyambut kami berdua. Dia sangat begitu bahagia saat melihatku dan Joon Hwa.
“OMG mamah sangat rindu kalian berdua, terutama denganmu Laura”
“terima kasih nyonya, aku pun sangat rindu dengan anda”
“lalu, bagaimana dengan liburannya Laura, betah atau tidak disana??”
“yaa betahlah mah, kan kalau sudah menikah nanti kami akan tinggal disana, bukan begitu sayang?”
“iya, aku sangat menyukai Seoul.”
“baguslah kalau begitu, kalau begitu kamu cepat mandi dulu lalu kita makan bersama, papah sudah menunggu kalian berdua”

Saat dimeja makan ..
“Laura dan Joon papah dan mamah sudah bertemu dengan orang tuamu Laura, dan kami sudah sepakat kalau kalian lusa akan segera melangsungkan pernikahan. Dan kalian berdua tidak usah khawatir, karena semua persiapan sudah kami persiapkan dari urusan wardrob, EO, dan undangan sudah kami sebarkan.”
“trimakasih om dan tante.”
“iya jadi kalian tinggal mempersiapkan diri saja”

Hari-hari berlalu dan hari-hari pernikahanku yang dinanti-nanti telah datang, hatiku bahagia namun bercampur dengan rasa sakit yang masih terasa karena GD. Namun aku berusaha pelan-pelan menerima dengan ikhlas kalau jodohku memang Joon Hwa.
“sayang”
“iyaa..”
“kau sangat cantik sekali dengan gaun ini”
“terima kasih kau juga sangat tampan”
“aku sangat mencintaimu”
“iya aku juga sangat mencintaimu sayang, terimakasih atas cinta tulus yang kau berikan kepadaku”
“iya sayang (lalu Joon mencium bibir Laura)”

Sekarang kami sudah resmi menikah, aku sudah mulai melupakan sosok GD. Dan yang membuatku bahagia karena Joon Hwa selalu memperlakukanku dengan istimewa. Hari-hariku tidak pernah kurang sedikitpun. Namun kebahagian ku semua sirna begitu saja karena Joon Hwa harus pergi meninggalkanku untuk selamanya. Aku sangat sedih sekali kenapa disaat kebahagian kami Tuhan harus menjemputnya padahal aku sudah mulai mencintainya.
“nona Laura kami turut berduka cita atas kepergian Joon Hwa”
“terima kasih”
“Laura sudahlah ikhlaskan kepergian Joon Hwa”
“tapi kenapa begitu cepat??aku sangat mencintainya, kenapa Tuhan selalu jahat denganku”
“tidak ada yang jahat, mungkin memang ini yang terbaik untukmu nak?”
“(sambil menangis) aku tidak bisa mah, ini terlalu cepat. Baru saja kami memulai semuanya. Kenapa mah kenapa??”
“(memeluk Laura) sudahlah Laura”

Semenjak kepergian Joon Hwa hari-hari ku begitu terasa sangat sepi, aku belum bisa melupakan Joon Hwa sampai detik ini semenjak kepergiannya 3 tahun yang lalu. Aku menjadi perempuan yang dingin dan selalu menyendiri. Sampai teman-teman kantorku selalu berusaha membujukku untuk menerima, aku tetap belum bisa melupakan Joon Hwa. Dan akhirnya sosok GD mulai masuk kembali dalam kehidupanku, kami bertemu kembali saat aku sedang dalam perjalanan pulang dari kantor.
“hhhhmmm hai”
“(hanya terdiam dengan tatapan kosong)”
“apa kabar??”
“(mengabaikan GD dan tetap berjalan)”
“(menarik tangan Laura) tunggu. Ikutlah denganku??”
“lepaskan aku”
“Laura aku mohon, hanya sebentar saja”
“(terdiam)”
“(menuntun Laura). Duduklah disini sebentar, aku ingin membelikan minuman untukmu”
“(hanya terdiam dengan pandangan kosong)”
“pegang ini, jangan seperti itu. Wajah cantikmu akan pudar kalau kau seperti itu terus”
“apa perdulimu??”
“karena aku mencintaimu”
“tutup mulutmu itu”
“Laura. Sampai kapan kau terus didalam keterpurukanmu seperti ini. Hidupmu masih sangat panjang”
“apa urusanmu??ini hidupku. Uruslah dirimu sendiri (pergi meninggalkan GD)”
“(berkata dalam hati) andai saja kau tau aku sangat mencintaimu, Lauraaa”

Semenjak pertemuanku dengan GD ditaman, GD selalu datang ke kantorku untuk menunggu ku sampai pulang kantor. Tidak ada henti-hentinya dia berusaha untuk memulihkanku dari keterpurukan ini. Sampai lama-lama perlahan-lahan aku bisa bangkit kembali seperti dulu, kembali menjadi seorang Laura yang periang. Sampai teman-teman kantorku sangat terkejut dengan perubahanku saat ini.
“selamat pagi”
“waaww”
“heiii anyeonghaseo”
“yee anyeonghaseo. It’s you Laura??”
“yes, i am??why??”
“OMG!!kau sangat berbeda sekali”
“haha sama saja kog.”
“nah gitu dong. Ini baru Laura yang kita kenal.”
“ahahah bisa saja kalian”
“ok untuk menyambut perubahan Laura kembali, bagaimana kalau nanti malam kita dinner bareng setelah pulang kantor. Setuju??setuju??”
“ok sippp”
Saat pulang kantor ...
“guys ayo dong cepetlah. Ayuk dong Laura”
“ok iya sabar ok”
“eh ... ehhh itu Lauraa”
“iya. Ehh (tersenyum)”
“ciee siapa tuh Ra, boleh juga”
“ihh apa sih Boy”
“haii”
“haiiiiiiii (serentak)”
“sory kalian pada mau pergi ya??”
“sebenernya sih iya, tapi berhubung kamu ada disini jadi kita serahin ke Laura deh dia mau ikut atau gak??”
“loh kog aku??”
“iya dong Ra, kan pangeran kamu ada disini”
“iihh ngaco, yaa aku sih ikut kalianlah. Klo GD mau ikut juga gapapa. Tp gimana sama temen-temen aja”
“yaudah deh dari pada pusing kita buruan aja semua yukk cepetan aku lapar sekali ini buruan yukkk GD ikut aja deh biar Laura semangat”
“ahaha ok mari”

Saat diperjalanan aku dan GD salim terdiam tak ada ucapan, namun tiba-tiba GD memegang tanganku dan dia berkata dia mencintaiku, dan dia ingin aku menjadi pendamping hidupnya untuk selamanya. Awalnya aku sangat terkejut tapi aku juga bahagia karena aku juga mencintainya.
“Laura (sambil memegang tangan Laura)”
“aahhh iya ad .. ada apa (gugup)”
“(gugup) aaa ... huuuhhh (menghela nafas) I LOVE U Laura”
“(tersipu malu) apahh kau??”
“iiiiyaaa ... I LOVE U Laura”
“(tersenyum) I LOVE U TOO”
“WILL U MARRY ME Laura”
“What???I ... YES, YES I WILL”
“(lalu mencium bibir Laura)”

Dan akhirnya kami berdua menikah dan hidup dengan bahagia untuk selamanya. Aku sangat berterima kasih kepada Tuhan karena Tuhan telah mempertemukanku dengan orang yang paling sempurna untukku. Buatku. Aku sangat bahagia karena GD sudah bersabar untuk membawaku bangkit kembali dari keterpurukan yang pernah ku alami. Memang benar apa kata para pujangga itu kalau Seberat Apapun Rintangan Yang Dilalui, Cinta Sejatimu Akan Tetap Menghampirimu.

                                                                                                                              By : susilowati

Jakarta, 8 Februari 2014

No comments: